He’s back, great! And he is really here like how Jay told him earlier, “Cool!”
“You don’t know where to escape?”
Viola! Dan seperti yang sudah diduga, Sunghoon temukan dirinya menggantung sebuah kepal tangan. Bibir merutuk sial, setelah semalam dia hanya meringkuk menahan kantuk dan libido yang membunuhnya perlahan di sebuah apartemen studio milik persona di hadapan.
Bajingan, adalah kata pertama yang terlintas di kepala saat Sunghoon tertatih bangkit dari duduknya yang sudah berjam-jam di samping kasur.
“Screw you!” lagi, Sunghoon tidak punya tenaga untuk menghajar Heeseung detik ini juga. “You’re the one coming here first, if you forget!” Sunghoon tidak mau membalas yang ini.
Ponselnya kehabisan daya dan jalan keluarnya sudah ada di depan mata. Langkah kaki terseok dibawa keluar ruangan dan tubuh ringkih seolah dia baru saja dijatuhi eksekusi mati, semuanya ditilik dengan banyak cerca.
“What a pity!”
“SHUT YOUR MOUTH!”
“You didn’t really think that I would come back and help you finish that, aren’t you? Don’t ever fuck with me ever!”
“I’m NOT!!!”
Cklik!
It’s stuck!
“How to open this?”
“They’re right about you.”
“Leave me alone and just tell me how to open this fucking door I don’t know how to open it since last night!”
Heeseung tertawa. Oh, how could he? Kaki dipijak hentak langkah maju, maka sontak derap irama jantung pun ikut melaju. Dua hal yang ada di dalam kepala, Sunghoon pilih menyerah.
“Just open this door, I beg you..” Suaranya mencicit parau. Pandangannya luluh lantak jatuh di atas lantai tidak berani diangkat menatap pemuda di hadapan.
“Did you leave dirt somewhere?”
Demi Tuhan.
Semakin Heeseung membuka mulutnya, yang muncul sukses buat lawannya dongkol!
“No.” Jawabnya asal-asalan. “Don’t worry. I’m not even leaving a single shit but I’ll order a cleaning service to suck out polluted air with my carbondioxide. Gue pastiin lo nggak akan berbagi najis sama gue!”
“Hahaha, why are you so sensitive?”
“You mind it, Lee Heeseung I really have no energy- just… help me out with your door!”
Gue ngantuk berat, tapi sebagian dari tubuhnya tidak jalan seiringan berkerjasama, persetan dengan lo dan semua yang terjadi berjam-jam lalu, kepalanya hanya ada satu tujuan di mana rumahnya; gue bisa beristirahat lelap mengubur diri dan rasa malu gue hari ini di kasur!
“I’m sorry for what Jay did to both of you.”
“Oh, don’t say that! You make me look more ridiculous and ashamed!”
“You eat his bait!”
Cklek!
Heeseung berjalan melewatinya dan kenop pintu berhasil dibuka. Lucu bagaimana Sunghoon lihat pemuda ini gampang sekali membuka pintu padahal semalam dia hampir gila karenanya.
“And you got high, that’s what I’m sorry for!”
“Shut—”
“Meski nggak akan ubah pandangan brengsek gue ke lo,” yes, and that would never change! “That’s fatal it drives you here to know nothing but only bring your phone,” Heeseung menatapnya tepat di dua mata. “it does look ridiculous the way you can’t open the door and wait for me to come home. That’s an effort!”
Sesederhana Heeseung buat Sunghoon ditelanjangi di depan mata.
“T-tutup mulut lo.. an-jingh!”
Setelahnya Sunghoon yakin sudah buat dirinya hilang di setiap sudut yang mungkin bisa Heeseung temukan. It does not rule out the possibility; of him cussing every five meters he ran to home.
“I will kill you if you won’t open this fucking door, I warn!” Yet, he still fights his own brother at home. “JUNGWON!”
“No!”
“One! Don’t let me count to three!”
“Hell you!”
BRAK—!